Langsung ke konten utama

Pemahaman Value Investing Untuk Jenjang Pemahaman Investor

Bila uang di investasikan di tabungan dimana suku bunganya hanya 1,25%, maka tabungan kita akan tergerus oleh biaya administrasi dan inflasi. Bila uang di investasikan ke deposito maka  dengan suku bunga hanya 3% setahun makan uang masih tekor oleh inflasi yang besarnya sekitar 2,5%. Kita butuh Instrumen Investasi yang bisa lebih dari 20% agar kekayaan kita cepat berlipatnya.

Tingkat pengembalian yang tinggi diatas 20 % akan memudahkan kita memperbesar uang, dan menpercepat kita pensiun dini.

Salah satu instrumen investasi yang bisa memberikan tingkat pengembalian adalah investasi saham, dimana dari deviden ada yang memberikan deviden lebih dari 80% setahun.

Kenapa Investasi saham sangat perlu mnegunakan strategi Value Investing ? karena sudah ada bukti investor yang melipatgandakan hasil investasinya 5.000 X lipat yaitu Lo Keng Hong semenjak tahun 1998 sampai dengan 2020. atau nilai returnnya 47% per tahun.

Di luar negeri Warren Buffet sudah menerapkan startegi ini selama 6 Dekade (60 tahun) dengan return investasi sebesar 19% setahun.

Bagaimana memahami value investing di setiap tingkatan invetor simak penjelasanya dibawah.

1. Level Satu # Value Investing untuk Investor yang baru Mulai

Value investing bisa diibaratkan seperti menawar rumah dari si penjual.


Ketika kita ingin membeli rumah disuatu area dimana ada yang menjual di harga 210 juta, yang kita harus lakukan adalah mengetahui lewat reseach berapa si harga pasaran di area itu, maka kita akan membandingkan harga diarea tersebut.


hasil reseach kita menemukan bahwa harga di area tersebut harga wajarnya adalah 200 juta, maka kita harus sabar dan menawar rumah yang kita inginkan, kalau kita tahu bahwa pemilik rumah butuh uang.

Kesebaran menunggu dan menegoisasi berhasil memperoleh harga 150 juta, maka aspek dari value inveting Pertama membeli dibawah harga wajarnya selsai lalu kita harus menyelesaikan aspek Kedua yaitu menjual rumah, maka harus sabar sampai ada orang yang mau membeli di harga wajar 200 juta atau diatas harga wajarnya dan memperoleh keuntungan.


2. Level Dua # Value Investing untuk Invetor Pemula

Pertanyaan pertama yang harus dijawab investor pemula adalah kapan sebuah aset dikatakan murah dan kedua adalah dimana menemukannya.

Jawabannya buat investor adalah cashflow, setiap bisnis menghasilkan cashflow misalnya pemilik kos-kosan adalah uang pembayaran sewa, invetor obligasi mendapatkan cashflow dari koupon , invetor saham dapat uang dari laba per sahamnya yang akan dibagikan dalam bentuk deviden sebagian dari capital gain atau kenaikan harga.


contoh:
  1. Obligasi FROO80 mempunyai koupn 6,75 % (FIX) pertahun jadi cashflownya 6,75 juta per tahun
  2. Saham Mayora memberikan devien 6,75% maka mayora memberikan cashflownya  juga 6,75 juta per tahun


3.  Level Ketiga # Value Investing untuk Invetor Rata-rata

kalau disuruh pilih terima uang:
  • Rp 1 milliar hari ini
  • Rp 1 Milliar 20 tahun lagi
Pasti jawabanya 1 milliar hari ini, karena 1 milyar 20 yang akan datang setara dengan Rp 270.796.050 hari ini dengan suku bunga 6,75 % pertahun.

Ini adalah inti dari DCF DiscountedCash Flow   dimana harga saham yang wajar harus dikurangi dicount rate saham

dikurangi discounted rate yang dihitung harus diatas suku bunga obligasi menjadi gmbar dibawah.


maka value investasi pada investor rata-rata adalah



4. Level Keempat # Value Investing untuk Invetor Advanced

Investor ini mencari saham dengan return tinggi dan resiko rendah, ada 3 jenis resiko dalam investasi saham:
  1. Resiko Terkait Bisnis, muncul karena bisnis dimasa depan berubah maka untu mengetahui resiko tidak hanya  mengetahui metrik rasio keuangan (ROE, NI, ) tapi juga prospek produk dan jasa yang ditawarkan perusahaan informasi yang harus kita cari seperti siapa kompetitornya, bagaimana manajemennya ada atau tidak regulasi, suplaernya bagaimana dan juga customernya.
  2. Resiko Beli Kemahalan, muncul kita membayar mahal atas aset yang kita beli
  3. Resiko Diri Sendiri, muncul ketika kita tidak siap saat harganya turun, yang berujung pada jual rugi. Untuk iru kita harus memberi saham pada level margin of safety

Para Value Investor baru akan membeli saham yang punya margin of safety 40 sd 50 %.

Rumus margin of safety sebuah saham adalah:

maka value investing untuk level ini adalah:



5. Level Kelima # Value Investing untuk Invetor Expert

Untuk mendapatkan saham perusahaan bagus dengan discount 30 % sangatlah susah dibursa efek, seperti saham BBCA ( bank BCA)

Harga Saham BCA yang selalu bertumbuh

Selain BBCA yang merupakan saham terbaik dan dengan Market cap 1.146 Trilyun dan beberapa saham perusahan bagus maka harga sahamnya cenderung stabil dan bertumbuh, dimana prinsip investasi adalah beli di harga murah dan jual di harga mahal.

Investor Expert biasanya menghindari saham-saham seperti ini, mereka biasanya mencari saham yang tidak dilirik oleh investor kebanyakan, tetapi menjacari saham yang sangat murah dengan prospek bisnis yang bagus lalu menunggunya sampai harganya berlipat. 

Salah satu cerita Pak Lo kheng Hong membeli saham PT Panin Financial Tbk (PNLF) di tahun 2022 awal tahun sebesar Rp. 170 di bulan Oktober 2022 harganya sudah berada Rp. 700 artinya dalam setahun sudah naik 300 % lebih.


Untuk mencari saham bagus yang diabaikan berikut tipsnya:

  1. Mulai mencari harga saham yang turun signifikan dalam jangka waktu tertentu. tetapi penurunan fundamental tidak berubah dan tidak terlalu turun banyak.
  2. Cari saham-saham yang sektor tertentu yang sedang tidak populer dimana biasanya sektor itu sedang berada siklus terbawah sebelum sektor tersebut naik kembali.
  3. Cari saham komoditas yang harganya sedang jatuh, ingat harga komuditas mempunyai siklus kenaikan seperti batubara, perkebunan sawit, dan lain
  4. Mencari saham dimana perusahan sedang mempunyai masalah sementara, dan diabaikan oleh investor
  5. Cari saham yang valuasinya rendah atau biasa-biasa saja sampai harga sahamnya naik kembali





Tonton: 

Baca Juga:

Anda Juga bisa mengunjungi Website dan Channel Youtube saya :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Apa Saja Yang Merupakan Analisis Fudamental Dalam Investasi Saham? 2. Faktor Kualitatif (Bagian Kedua dari 2 artikel)

Integritas, kejujuran, inovasi, brand image , strategi perusahaan, competitor, regulasi pemerintah, dan prosepk bisnis adalah faktor kualitas perusahaan yang, memjadi pertimbangan analisis fundamental dalam investasi saham. Kalau sebelumnya kita menganalisis angka-angka dari laporan keuangaan dari perusahaan, maka di bagian artikel kedua dari analisis fundamental kita kan membahas masalah kualitas perusahaan yang tidak dilihat dari angka. B. FAKTOR KUALITATIF(KUALITAS) Integritas Managemen Salah satu isu terpenting dalam berinvetasi saham/perusahaan adalah bagaimana menilai apakah manajemen perusahaan itu bisa terpercaya atau tidak ? Sebagus apapun perusahaan kalau dikelola oleh orang tidak ahli, tidak bertanggung jawab, dan tidak bisa dipercaya apalagi memiliki kasus hukum maka hasilnya perusahaan akan jatuh dan investor akan di rugikan. Beberapa perusahaan yang mempunyai reputasi baik di BEI dalam management perusahaan antara lain group PT Astra International Tbk dengan mengelola bi...

Saham Industri Apa yang Paling Bagus Untuk Diinvetasikan # Belajar dari Joeliardi Sunendar

Joeliardi Sunendar adalah seorang investor saham lulusan fakultas ekonomi Universitas Indonesia 1981 dan mempunyai pengalaman investasi saham lebih dari 30 tahun. Membocorkan rahasia investasi saham yang baik dalam podcash dengan Mirae Asset Securitas. Joeliardi Sunendar Pemikiran investasi sahamnya dituangkan dalam buku Cara Simpe Berinvestasi di Pasar Modal dan Cara Mudah Memahami Laporan Keuangan, dan tulisan-tulisannya di forum stockbit.com. Dasar pemikiran Joeliardi Sunendar selain pendidikannya juga dari pengalaman lamanya di pasar modal dan sangat di pengaruhi oleh Warren Buffet terutama dari buku The Warren Buffet Way. Rahasia investasi saham yang dibagikan di acara podcast dengan Mirae Asset Securitas saya rangkum dibawah ini: Investasi di saham resikonya lebih besar dibandingkan dengan obligasi, untuk itu harus ada safety of margin (ROE) Pilih perusahaan yang produk dan jasanya harus dibutuhkan bukan hanya 3 sampai 5 tahun kedepan tapi dibutuhkan bertahun-tahun ke depan a...