Langsung ke konten utama

Memahami Siklus Pasar Saham (Bagian 2 dari 3 Artikel)

Data ekonomi sebuah negara biasanya digunakan oleh semua investor profesional, perbangkan, asuransi, asset management dan pensiun baik dalam negeri maupun luar negeri sebagai indikator untuk menentukan negara mana yang menjadi tujuan investasi dan bentuk investasi apa yang paling menguntungkan.

Data ekonomi menjadi indikator pergerakan investasi para investor dalam maupun luar negeri, Diartikel bagian kedua ini akan dibahas beberapa indikator ekonomi dan dampaknya ke  strategi investasi agar dapat menghasilkan keuntungan maksimal.




Indikator Ekonomi

1. Suku Bunga Acuan

Salah satu ekonomi penting  yang selalu diperhatikan oleh onvestor adalah bunga acuan sebuah negara, Di Indonesia sku bunga acuan yang digunakan adalah 7-day Reverse Repo Rate (BI 7BRR) yang biasanya diumumkan tiap bulan dan ditetapkan oleh Bank Indonesia.

Sumber: Tradingeconomics.com Bank Indonesia

Adakalanya suku bunga naik saat Bank Indonesia menerapkan kebijakan stabilitas (pengetatan ekonomi) ada juga suku bunga diturunkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.

Tingkat suku bunga acuan yang ditetapkan Bank Indonesia akhirnya akan mempengaruhi daya beli masyarakat dan kinerja dari perusahaan-perusahaan yang menggunakan fasilitas pinjaman perbangkan sebagai modal kerja. Suku bunga acuan juga mempengaruhi tingkat suku bunga simpanan (tabungan dan deposito) 

Kalau dilihat ditahun 2020 petengahan sampai mau akhir 2022 BI menerapkan sukubunga sangat rendah dikarenakan penurunan kegiatan ekonomi karena wabah covid, tetapi ketika wabah mereda dan ekonomi kembali tumbuh pelan-pelan BI menaikan sukubunga untuk stabilisasi ekonomi puncaknya di akhir tahun 2024.

2. Nilai Tukar Rupiah

Nilai tukar dipengaruhi oleh aktivitas ekspor-import sehingga dapat mempengaruhi kondisi perekonomian secara keseluruhan.

Rupiah yang melemah terhadap USD akan membuat barang impor menjadi mahal sehingga mempengaruhi tingkat inflasi dan melemahkan daya beli masyarakat. kebalikanya penguatan rupiah akan menguntungkan perusahaan eksportir ke luar negeri. dan ketika rupiah menguat maka akan membuat barang impor murah tetapi membuat ekspor akan tertekan



kondisi terbaik nilai mata uang adalah saat nilai tukar stabil, sehingga aktifitas ekspor dan import tidak terganggu.

Nilai tukar rupiah juga menunjukan aliran dana asing di sebuah negara. Ketika investor global masuk ke Indonesia secara agresif ini akan membuat nilai tukar rupiah menguat begitu sebaliknya.

3. Inflasi

Inflasi adalah suatu indikator yang menunjukan tingkat kenaikan harga barang-barang secara umum, dan inflasi mempengaruhi daya beli masyarakat. Inflasi yang tinggi akan membuat daya beli semakin lemah sehingga ekonomi akan turun.

Ada dua penyebab inflasi yaitu; pertama kenaikan biaya seperti bahan baku produksi,biaya trasportasi pengiriman barang, dan pelemahan nilai tukar rupiah, kedua pemintaan barang yang tinggi menunjukan  perekonomian membaik tetapi bila berlebihan dapat membuat ekonomi bubble atu overheating, keadaan ini biasanya pemerintah membuat kebijakan pengetatan dengan menaikan suku bunga, memperketat aturan kredit perbangkan dan lain-lain.

Ketika permintaan lemah atau kondisi ekonomi rendah dengan indikator inflasi rendah maka pemerintah mengambil kebijakan menurunkan tingkat suku bunga, melonggarkan aturan kredit perbangkan, meningkatkan anggaran subsidi, menurunkan pajak.

Inflasi Indonesia dari tahun 1998

Krisis ekonomi tahun 1998 yang menyebabkan kejatuhan Presiden Suharto sebagi presiden disebabkan oleh korupsi, hutang yang besar, dan nilai tukar rupiah yang melemah dari dari 2500 per dollar meningkat menjadi 12.500 per dollar sehingga pemerintah menaikkan suku bunga lebih dari 50 % pada saat itu untuk menstabilkan rupiah.

Sekarang biasanya pemerintah memiliki target inflasi yang wajar dikisaran 4% +/- 1% yang artinya pemerintah menjaga inflasi antara 3% sd  5%, jika melewati 5% maka pemerintah akan mengambil kebijakan pengetatan, sebaliknya bila inflasi di bawah 3 % pemerintah akan menerapkan kebijakan mendorong aktivitas ekonomi.

4. Pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB)

Ada lima komponen untuk menghitung PDB suatu negara yaitu; 
  • Konsumsi (consumtion C)
  • Investasi (I)
  • Belanja Pemerintah (goverment spending G)
  • Exsport (X)
  • Import (I)
  • PDB = C + I + G + X - I 
Sebagai investor saham kita tak perlu menghitung pertumbuhan PDB secara manual, karena data pertumbuhan ekonomi sudah dihitung pemerintah dan tersedia secara luas di website lokal maupun internasional.

Investor perlu memahami komponen dari pertumbuhan ekonomi, untuk membaca arah pertumbuhan ekonomi ke depan, Konsumsi masyarakat yang baik akan mendorong pertumbuhan ekonomi, Pemerintah mengundang investasi dalam negeri naik lokal maupun internasional seperti membangun pabrik baru, exspansi perusahaan akan berdampak menciptakan lapangan kerja dan akan mendorong pertumbuhan dimasa depan. Pengeluaran pemerintah di insfratruktur, pengadaan barang dan jasa akan mendorong pertumbuhan ekonomi.

Terakhir ekspor dikurangi import akan menunjukan aktivitas perdagangan secara global.

Pertumbuhan PDB 10 tahun kebelakang Sumber:tradingeconomics.com

Dengan memahami komponen PDB investor dapat menganalisis dampak ekonomi jika terdapat kejadian-kejadian ekonomi tertentu seperti kebijakan pemerintah dan peraturan pemerintah.

5. Cadangan Devisa (Foreign Exchenge Reserve)

Cadangan devisa akan menunjukan kapasitas bank sentral untuk menjaga kestabilan nilai rupiah. Ketika rupiah melemah ini akan berpotensi menciptakan inflasi karena naiknya barang-barang impor, dan untuk menjaga rupiah dari pelemahan dengan cara menjual USD yang berasal dari cadangan devisa.

Jika rupiah menguat juga memiliki potensi merugikan untuk perusahaan-perusahan exspotir, karena harga barang akan tinggi diluar negeri dan tidak bersaing dengan harga barang kompetitor dari negara lain.



Grafik diatas adalah data cadangan devisa Indonesia, yang menindentifikasikan perkembangan kesehahan keuangan sebuah negara.

6. Neraca Perdagangan

Perkembangan perekonomian juga dapat dilihat dari neraca perdagangan yang dihitung dengan cara ekspor dikurangi impor.

Neraca perdagangan yang positif menunjukan kondisi ekspor sebuah negara lebih besar dari impor dan ini disebut suplus, kebaliaknya bila impor lebih besar dari ekspor disebut defisit perdagangan.

Kegiatan ekspor-impor suatu negara mempengaruhi nilai tukar mata uang sehingga mempengaruhi kebijakan pemerintah secara moneter maupun fiskal.

Neraca Perdagangan Indonesia 10 tahun ke belakang


7. Tingkat Pengangguran

Tingkat pengangguran adalah persentasi penduduk yang tidak berkerja dibandingkan total penduduk sebuah negara. saat kondisi ekonomi negara melemah biasanya tingkat pengangguran cenderung mengalami peningkatan, sebaliknya jika kondisi ekonomi membaik biasanya tingkat penganggurab cenderung menurun.

Tingkat Pengangguran Indonesia 10 Tahun Kebalakang Sumber: tardingeconomics.com

Angka pengangguran yang meningkat menunjukan bertambahnya angka Pemutusan Hubungan kerja (PHK) oleh perusahaan-perusahaan yang menunjukan kondisi ekonomi yang sulit.

Di grafik di tahun 2020 sampai denga 2021 terlihat tingkat pengangguran yang tinggi yang disebabkan oleh wabah covid sehingga banyak perusahaan tutup.

8. Pertumbuhan Kredit

Sektor perbangkan dapat merefleksikan kondisi ekonomi secara keseluruhan, hal ini disebabkan hampir seluruh sektor industri memerlukan perbankan. Perbangkan menyalurkan kredit atau pinjaman ke perusahaan-perusahaan di berbagai sektor industri. Sebagian besar perusahaan juga memerlukan perbangkan untuk melakukan transaksi, menyimpan uang dan membayar gaji.

Dengan demikian, tren dalam sektor perbangkan dapat menunjukan indikator ekonomi secara keseluruhan. Beberapa indikator yang bisa diperhatikan antara lain pertumbuhan kredit, dana pihak ketiga, Loan to Deposit Ratio (LDR), Rasio Kredit Macet (Non Performing Loan NPL)



Grafik pertumbuhan kredit perbangkan di Indonesia 10 tahun kebelakang.

Aktivitas ekonomi tergambar dari pertumbuhan kredit atau pinjaman perbangkan, bila pertumbuhan kredit tinggi menunjukan aktivitas bisnis yang meningkat, begitu sebaliknya.

Sektor Kebutuhan Pokok dan Kebutuhan Tidak Pokok

Biasanya ketika kondisi ekonomi sedang lesu, masyarakat menahan diri unutk membeli hal-hal yang bukan temasuk kebutuhan pokok, seperti mobil, motor, HP, pariwisata, dan restauran. 

ketika kondisi ekonomi melemah umumnya penjualan dari perusahaan yang bukan menjual kebutuhan pokok akan lebih terpukul dibanding perusaan kebutuhan pokok seperti makanan, bahan baku, dan kebutuhan sehari-hari.


Setelah membahas delapan indikator ekonomi yang harus dipahami investor karena indikator ini bisa menjelaskan kondisi dan arah perkembangan ekonomi, yang diujungnya perkembangan atau siklus ekonomi tergambar pada siklus perkembanga saham.

lalu bagaimana menyikapi siklus ekonomi dalam dunia investasi saham agar, investor mengalokasikan aset invetasinya khususnya saham di dalam portofolio akan dibahas di bagian ketiga artikel ini.

Anda Juga bisa mengunjungi Website dan Channel Youtube saya :



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Memahami Siklus Pasar Saham (Bagian 1 dari 3 Artikel)

Ekonomi bergerak dalam siklus, ada saatnya melemah dan adanya saatnya menguat, hal yang normal dalam mekanisme ekonomi. Siklus ekonomi juga akan berdampak pada kinerja aset-aset investasi, seperti saham, obligasi, emas, property dan sebagainya. Kinerja aset investasi juga akan bergerak dalam sebuah siklus ada saatnya melemah dan ada saatnya menguat, yang juga merupakan hal normal dalam dunia investasi. Yang harus menjadi perhatian investor adalah tidak ada aset yang naik terus dan tidak ada aset yang turun terus semua bergerak dalam siklus. Kecuali ketika aset mengalami penurunan secara terus menerus Hal ini di sebabkan oleh alasan Fudamental ,(mikro perusahaan) seperti; kinerja keuangan perusahaan yang memburuk,  perusahaan terkena kasus hukum,  mengalami pailit Biasanya pada siklus ekonomi (makro ekonomi) respon dari setiap aset akan berbeda, Misalnya ketika ekonomi dalam siklus pelemahan ada aset yang mengalami pelemahan misalnya saham, reksadana dan ada aset yang mengalam...

Apa Saja Yang Merupakan Analisis Fudamental Dalam Investasi Saham? 1. Faktor Kuantitatif (Bagian Pertama dari 2 artikel)

Ada dua pendekatan analisis dalam dunia investasi saham yaitu analisis fundamental dan analisis teknikal. Analisis fundamental akan membantu untuk menentukan saham APA yang akan di beli. sedangkan analisis teknikal membantu menentukan KAPAN waktu yang tepat untuk membeli atau menjual saham tersebut Kedua pendekatan ini saling melengkapi satu sama lainnya dimana analisis teknikal disebut juga analisis grafik harga saham dengan cara melihat pergerakan harga saham historis untuk meramal pergerakan harga yang akan datang, sementara analisis fundamental merupakan teknik analisis saham didasarkan pada kinerja dan prospek bisnis dari sebuah perusahaan. Pada analisis fundamental dibagi jadi dua bagian besar yaitu analisis laporan keuangan (kuantitatif) yang merupakan dokumen yang berisi performance perusahaan dan analisis kualitas perusahaan  (kualitatif) yang berisi beberapa faktor yang tidak bisa dihitung dengan angka, tapi sangat berpengaruh untuk pertimbangan saham seperti; integrita...

Pemahaman Value Investing Untuk Jenjang Pemahaman Investor

Bila uang di investasikan di tabungan dimana suku bunganya hanya 1,25%, maka tabungan kita akan tergerus oleh biaya administrasi dan inflasi. Bila uang di investasikan ke deposito maka  dengan suku bunga hanya 3% setahun makan uang masih tekor oleh inflasi yang besarnya sekitar 2,5%. Kita butuh Instrumen Investasi yang bisa lebih dari 20% agar kekayaan kita cepat berlipatnya. Tingkat pengembalian yang tinggi diatas 20 % akan memudahkan kita memperbesar uang, dan menpercepat kita pensiun dini. Salah satu instrumen investasi yang bisa memberikan tingkat pengembalian adalah investasi saham, dimana dari deviden ada yang memberikan deviden lebih dari 80% setahun. Kenapa Investasi saham sangat perlu mnegunakan strategi Value Investing ? karena sudah ada bukti investor yang melipatgandakan hasil investasinya 5.000 X lipat yaitu Lo Keng Hong semenjak tahun 1998 sampai dengan 2020. atau nilai returnnya 47% per tahun. Di luar negeri Warren Buffet sudah menerapkan startegi ini selama 6 Dekade...