Langsung ke konten utama

Apa Saja Yang Merupakan Analisis Fudamental Dalam Investasi Saham? 1. Faktor Kuantitatif (Bagian Pertama dari 2 artikel)

Ada dua pendekatan analisis dalam dunia investasi saham yaitu analisis fundamental dan analisis teknikal. Analisis fundamental akan membantu untuk menentukan saham APA yang akan di beli. sedangkan analisis teknikal membantu menentukan KAPAN waktu yang tepat untuk membeli atau menjual saham tersebut

Kedua pendekatan ini saling melengkapi satu sama lainnya dimana analisis teknikal disebut juga analisis grafik harga saham dengan cara melihat pergerakan harga saham historis untuk meramal pergerakan harga yang akan datang, sementara analisis fundamental merupakan teknik analisis saham didasarkan pada kinerja dan prospek bisnis dari sebuah perusahaan.



Pada analisis fundamental dibagi jadi dua bagian besar yaitu analisis laporan keuangan (kuantitatif) yang merupakan dokumen yang berisi performance perusahaan dan analisis kualitas perusahaan  (kualitatif) yang berisi beberapa faktor yang tidak bisa dihitung dengan angka, tapi sangat berpengaruh untuk pertimbangan saham seperti; integritas managemen, strategi perusahaan, tingkat kompetisi, peraturan perusahaan.

Diartikel ini akan dibahas lebih banyak pada analisis laporan keuangan sebagai dasar dalam memilih saham untuk diinvestasikan, dan untuk memudahkan pembahasan kita gunakan contoh analisis laporan keuangan dari aplikasi stockbit.

A.  ANALISIS LAPORAN KEUANGAN (FAKTOR KUANTITATIF)

Dokumen utama untuk mengetahui  pilihan terbaik untuk memilih sahan yang bisa menghasilkan deviden yang bagus dan kenaikan harga saham yang bagus adalah laporan keuangan yang keluarkan perusahaan tiap triwulan dan akhir tahun.

I. Memahami Laporan Keuangan

Laporan keuangan dapat diperoleh investor secara gratis di website Bursa Efek Indonesia (BEI) atau website emiten (perusahaan yang terdaftar di BEI) atau yang paling mudah dengan memanfaatkan laporan keuangan dan analisis dari beberapa aplikasi seperti stockbit dan ajaib.

Download Laporan Keuangan di BEI

laporan keuangan perusahaan umumnya terdiri dari lima bagian, yaitu:
  • Neraca ( Balance sheet)
  • Laporan Rugi Laba (Statement of income)
  • Laporan Perubahan Equitas (Statement of change in stockholders equity)
  • Laporan Arus kas (Statements of cash flows)
  • catatan Atas Laporan Keuangan (Notes to financial statements)
Baca juga:

Lima bagian laporan yang telah didapatkan digunakan sebagai bahan untuk menganalisis perusahaan sebagai dasar untuk memilih saham yang bagus atau mendapatkan saham yang akan kita jadikan portofolio kita.

II. Analisa Perusahaan

Dalam melakukan analisis perusahaan ada 4 analisis sehingga kita mampu menilai apakah sebuah perusahaan memiliki kinerja baik atau tidak yaitu:

1. Analisa Pertumbuhan

Emiten Saham yang baik adalah emiten yang mempunyai data laporan keuangan yang bertumbuh tidak berkontraksi, analisa pertumbuhan biasanya melihat perkembangan;
  • Penjualan atau omzet
  • Laba kotor
  • Laba operasi
  • laba bersih
Perkembangan penjualan, dan laba bersih bisa di dapat di laporan rugi laba (statement of income) beberapa tahun ke belakang lalu datanya diolah untuk membandingkan perkembangannya.

Emiten (perusahaan) saham yang bagus untuk investasi yang bagus adalah mempunyai tren tumbuh berkembang, karena penjualan dan laba yang berkembang artinya bila saham itu kita koleksi maka harga saham akan terus tumbuh juga (naik), begitu juga sebaliknya jika pertumbuhan penjualan dan laba trendnya menurun bila kita koleksi menjadi portofolio kita maka harganya akan cenderung turun, kecuali untuk saham-saham cyclical seperti saham perusahaan batubara yang permintaan pasarnya ada siklus.

Sekarang ada banyak aplikasi seperti stockbit yang sudah mengolah data perkembangan penjualan dan laba, sehingga kita tinggal menganalisa saja.

Dibawah ini adalah contoh perkembangan emiten saham Bank Syariah Indonesia 

Laporan rugi dan laba emiten BRIS (Bank Syariah Indonesia Tbk)

di stockbit kita juga bisa melihat perkembangan penjualan dan laba dari infografis berupa diagram batang yang memudahkan kita menganalisis pertumbuhan emiten sahamnya seperti dibawah ini.


Tren Perkembangan Pendapatan Bank Syariah Indonesia (BRIS)

Tren Laba Bersih BRIS


Dari gradik pendapatan dan laba diatas saham BRIS berada dalam pertumbuhan sehingga cocok dikoleksi menjadi portofolio kita.

2. Analisa Profitabilitas

Profitabitas artinya tingkat kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan sumber daya yang ada dalam hal ini asset dan pembiayaan dalam hal ini modal saham.

Dalam analisa profitabitas ini dua rasio yang digunakan yaitu ROA (Return on Assets) yang membandingkan laba bersih dibagi total aset perusahaan dan ROE (Return on Equity).yang membandingkan laba bersih dibagi modal sahamnya.

Ada dua dokumen yang dibutuhkan untuk mendapatkan data rasio ROA dan ROE yaitu neraca dan laooran rugi dan laba. data rasio ROA dan ROE dapat dihitung manual atau bisa dilihat di aplikasi stockbit.

ROE yang bagus adalah yang memiliki nilai diatas 10 %, makin tinggi makin bagus dimana berarti perusahaan sangat effektif membuat keuntungan dari sumber daya yang ada. ROA dan ROE tinggi ini biasanya akan tercermin dari harga sahamnya yang juga akan naik.

ROE diatas 10 % bagus untuk dikoleksi untuk dijadikan portofolio saham.

Rasio ROA dan ROE BRIS

Jika dilihat dari tabel diatas maka terlihat ROE BRIS berkembang yang sekarang ROE nya sudah diatas 10 % , Bank Syariah Indonesia sendiri baru berdiri di tahun 2017.

Profitabilitas juga bisa dilihat dari gross profit margin  (laba kotor), operating profit margin (laba operasi), net profit margin ( laba bersih) diliat dari dokumen laporan rugi laba

Profitabilitas BRIS

Gross profit margin yang baik harus diatas 50 %, operating profit margin (laba operasi) harus diatas 30 %, net profit margin ( laba bersih) sangat bagus diatas 10 %, kalau menemukan perusahaan seperti ini berarti perusahaan masuk kategori sehat.

3. Analisa Utang

Analisa hutang memberikan gambaran tentang kesehatan keuangan perusahan juga struktur keuangan perusahaan.

Tentu kita akan memilih perusahaan yang keuangan yang sehat, utang dan kondisi keuangan perusahaan yang tidak sehat akan menciptakan resiko kebangkrutan dimasa akan datang.

Rasio DER (Debt Equity Ratio) membandingkan total utang perusahaan dengan total  ekuitas atau dana dari pemegang saham. Semakin rendah DER makin sehat perusahaan  nilai DER yang bagus adalah dibawah 1, artinya jumlah modal saham dan hutang perusahan jumlah yang sama. jika DER lebih dari 1 maka bisa dikatakan resiko hutang perusahaan makin besar.

Untuk mengetahui rasio DER dibutuhkan dokumen laporan keuangan neraca, dan akan lebih mudah bisa kita dapatkan di aplikasi stockbit

DER ratio PTBA

Contoh PT Bukit Asam perusahaan batubara plat merah mempunyai DER 0,14 artinya keuangannya sangat sehat.

4. Analisa harga saham

Tujuan analisis harga saham adalah untuk menentukan apakah harga saham sebuah terlalu mahal atau masih murah yang menarik untuk diinvestasikan.

Jika perusahaan memiliki fundamental kinerja bagus tetapi haranya terlalu tinggi atau mahal tentu bukan pilihan yang baik, akan baik apabila perusahan dengan fundamental yang bagus mempunyai harga yang murah.

Dua rasio saham yang harus dipahami oleh investor sebelum membeli saham adalah PER (Price to Earning Ratio) dan PBV (Price to Book Value Ratio)

PER (Price to Earning Ratio)

PER dihitung dengan membandingkan harga saham dipasar dengan EPS (Earning per Share) laba per saham, dimana EPS didapat dengan cara membagi laba bersih dengan jumlah saham beredar.

PBV (Price to Book Value Ratio)

PBV dihitung dengan cara membandingkan harga saham dengan nilai buku per saham. 
Nilai buku (book value) adalah equitas/modal bersih yang dimiliki pemegang saham cara menghitungnaya adala dengan membadi modal saham dengan jumlah saham yang beredar.

Dokumen yang dibutuhkan untuk menganalisis PER dan PBV adalah neraca dan laporan rugi laba atau bisa dilihat di laporan yang sudah ditampilkan di aplikasi stocbit

PER dan PBV BRIS

Dari tabel diatas terlihat bahwa PBV saham BRIS berada di 2,93 dan PER nya di 18,7 angka ideal buat PER dikatakan murah bila mempunyai nilai dibawah 15 dan PBV dibawah 1,5.

Artinya saham BRIS termasuk mempunya harga yang cukup mahal meskipun mempunya kinerja fudamental yang bagus.

III. Memilih Saham 

Ketika kita sudah menganalisa fundamental perusahaan yang akan kita beli, dimana ada 4 analisa yang sudah kita liat analisa pertumbuhan, analisa profitabilitas, analisa hutang dan analisa harga sedangkan di Bursa Efek Indonesia ada 900 saham bagaimana kita pilih yang terbaik.

Ada 2 cara untuk mendapatkan saham terbaik untuk masuk portofolio kita yaitu;

1. Membandingkan Dengan Perusahaan Sejenis

Untuk memilih yang terbaik kita bisa membandingkan saham yang kita incar dengan saham sejenis dengan industri yang sama jangan berbeda, sebagai contoh saham Bank Syariah Indonesia (BRIS) bisa dibandingkan dengan dengan saham BBNI, BBTN yang mempunya tingkat capitalisasi yang hampir sama, lalu kita bisa pertimbangkan pilihan terbaiknya

Di stockbit sudah disediakan fitur comparation untuk membandingkan perusahaan sejenis.

Fitur Comparasi Perusahaan Sejenis BRIS

2. Alat Memilih Saham (Stock Screener)

Stock screener adalah alat untuk menyaring saham dalam jumlah yang banyak, menjadi beberapa saja sesuai kreteria yang kita tentukan.

Contoh stock yang bisa digunakan:
  1. MSN Money Stock Screener
  2. Yahoo Finance Stock Screener
  3. Stockbit Screener, dan banyak lagi

Sebagai contoh, kita menentukan kreteria saham di Bursa Efek Indonesia mengunakan stockbit screener dengan PER 10, PBV 1x, lalu ROE diatas 20% dan DER dibawah 1 dan membagikan deviden 15 tahun ke belakang maka akan muncul sesuai kreteria.

Screener Stockbit 

Hasil kreteria yang kita masukan akhirnya keluarlah 4 saham yang masuk kreteria yaitu:
  • PTBA
  • ITMG
  • UNTR
  • ADRO
keempatnya adalah perusahaan batubara, jadi kalo bisa kita mempunya salah satu saham ini di portofolio saham kita.

Untuk analisa kualitas perusahaan yang membahas :
  • Integritas Managemen
  • Kretavitas
  • Inovatif
  • Brand Image
  • Regulasi Pemerintah
  • Prospek Bisnis
Akan dibahas di bagian kedua artikel tulisan. 

Anda Juga bisa mengunjungi Website dan Channel Youtube saya :


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Memahami Siklus Pasar Saham (Bagian 1 dari 3 Artikel)

Ekonomi bergerak dalam siklus, ada saatnya melemah dan adanya saatnya menguat, hal yang normal dalam mekanisme ekonomi. Siklus ekonomi juga akan berdampak pada kinerja aset-aset investasi, seperti saham, obligasi, emas, property dan sebagainya. Kinerja aset investasi juga akan bergerak dalam sebuah siklus ada saatnya melemah dan ada saatnya menguat, yang juga merupakan hal normal dalam dunia investasi. Yang harus menjadi perhatian investor adalah tidak ada aset yang naik terus dan tidak ada aset yang turun terus semua bergerak dalam siklus. Kecuali ketika aset mengalami penurunan secara terus menerus Hal ini di sebabkan oleh alasan Fudamental ,(mikro perusahaan) seperti; kinerja keuangan perusahaan yang memburuk,  perusahaan terkena kasus hukum,  mengalami pailit Biasanya pada siklus ekonomi (makro ekonomi) respon dari setiap aset akan berbeda, Misalnya ketika ekonomi dalam siklus pelemahan ada aset yang mengalami pelemahan misalnya saham, reksadana dan ada aset yang mengalam...

Pemahaman Value Investing Untuk Jenjang Pemahaman Investor

Bila uang di investasikan di tabungan dimana suku bunganya hanya 1,25%, maka tabungan kita akan tergerus oleh biaya administrasi dan inflasi. Bila uang di investasikan ke deposito maka  dengan suku bunga hanya 3% setahun makan uang masih tekor oleh inflasi yang besarnya sekitar 2,5%. Kita butuh Instrumen Investasi yang bisa lebih dari 20% agar kekayaan kita cepat berlipatnya. Tingkat pengembalian yang tinggi diatas 20 % akan memudahkan kita memperbesar uang, dan menpercepat kita pensiun dini. Salah satu instrumen investasi yang bisa memberikan tingkat pengembalian adalah investasi saham, dimana dari deviden ada yang memberikan deviden lebih dari 80% setahun. Kenapa Investasi saham sangat perlu mnegunakan strategi Value Investing ? karena sudah ada bukti investor yang melipatgandakan hasil investasinya 5.000 X lipat yaitu Lo Keng Hong semenjak tahun 1998 sampai dengan 2020. atau nilai returnnya 47% per tahun. Di luar negeri Warren Buffet sudah menerapkan startegi ini selama 6 Dekade...