Langsung ke konten utama

6 Jenis Saham Perusahaan Menurut Peter Lynch | Mana Yang Paling Menguntungkan Untuk Investasi

Ada 700 lebih saham perusahaan yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (IDX), mana yang paling menguntungkan untuk investasi ? Peter Lynch salah satu investor sukses membagi menjadi 6 kategori saham perusahaan dengan return dan resiko yang berbeda.

Alasan yang membagi jenis saham menurut Peter Lynch ini dikarenakan;

  1. Waktu untuk membeli atau menjual setiap jenis perusahaan berbeda dan tidak sama.
  2. Keuntungan dan resiko untuk setiap jenis saham perusahaan dan cara menganalisinya juga berbeda (tidak sama)


Peter Lynch membagi 6 jenis perusahaan

  1. The Slow Glowers
  2. The Stalwarts
  3. The Fast Growers
  4. The Cyclicals
  5. Turnarounds
  6. The Assets Plays

1. The Slow Growers

The slow growers adalah perusahaan yang pertumbuhan laba sudah cukup kecil atau steady dan biasanya merupakan perusahaan besar yang cukup tua.

Dulunya adalah fast growers tetapi sudah sulit berexpasi karena pangsa pasarnya yang terbatas, meskipun tetap menghasilkan keuntungan dan memberikan deviden yang banyak.

Ciri-ciri Saham Perusahaan The Slow Growers

  1. Pertumbuhan laba yang kecil (biasanya dibawah 10 %)
  2. Sulit berekspansi
  3. Selalu membayar deviden dan devidennya cukup besar yang ditunjukan dari deviden payout rationya yang tinggi
Contoh dari jenis perusahaan ini adalah KALBE FARMA (KLBF), liat grafik pertumbuhan pendapatan kalbe Farma (KLBF) dibawah ini.



Kelebihan dan Kekurangan dari Saham The slow Growers

  1. Perusahaan menawarkan resiko yang sangat kecil, karena biasanya perusahaan ini biasanya perusahaan sudah cukup besar dan memiliki sistem operasional bisnis yang lebih dewasa.
  2. Perusahaan ini menawarkan return yang kecil
Perusahaan ini cocok yang ingin mendapatkan low risk dan gak masalah dengan low return.

Beli saham perusahaan ini ketika :
  • Perusahaan menawarkan pemberian dividen tiap tahunnya dan dividen terus meningkat
  • Menawarkan Dividen Yield yang tinggi
  • Belilah ketika harganya sedang benar-benar murah

Jual Perusahaan ini ketika :
  • Perusahaan telah kehilangan pangsa pasar selama 2 tahun berturut turut (seperti yang terjadi di beberapa perusahaan rokok)
  • Tidak ada produk baru yang sedang dikembangkan
  • Harga saham menjadi rendah, namun dividen yield juga memburuk
  • Memburuknya fundamental perusahaan

Peter Lynch  sedikit membeli saham jenis ini di portofolionya.



2. The Stalwarts

Perusahaan besar yang kecepatan pertumbuhannya tidak terlalu tinggi, namun pertumbuhannya lebih cepat dari the slow growers

Ciri-ciri Perusahaan ini adalah:
  1. Pertumbuhan labanya 10-20% per tahun
  2. dan pertumbuhannya juga cukup stabil
Hal yang harus diperhatikan untuk jenis saham,The Stalwarts adalah "Pada harga berapa kita
beli perusahaan ini"

Contoh dari perusahaan ini adalah  saham perusahaan bank Mandiri

Kelebihan lain berinvestasi di perusahaan ini : Kestabilan Pertumbuhannya (bahkan dalam masa resesi atau saat yang sulit)

Kelemahannya: Return yang ditawarkan tidak setinggi jika berinvestasi pada fast growers

Jika ingin membeli Stalwarts,
  1. Perhatikan hal ini: Apakah harganya murah? (PER ratio akan memberitahu kita apakah harganya mahal atau tidak)
  2. Cek apakah pertumbuhan laba jangka panjangnya cukup tinggi (apakah pertumbuhan tersebut dapat dipertahankan selama beberapa tahun terakhir)
  3. Cek bagaimana keadaan perusahaan selama resesi atau kejatuhan market (apakah perusahaan tersebut tetap stabil)
Tanda utama untuk menjual perusahaan ini ketika: Harga perusahaan tersebut telah meningkat
signifikan dan sudah dalam kondisi overvaluation kalau mau mendapatkan return yang besar, berinvestasi pada perusahaan The Fast Growers

3. The Fast Growers

Kelebihan berinvestasi di perusahaan ini: bisa mendapatkan return yang sangat tinggi
(pertumbuhan laba perusahaan yang tinggi)

The Fast Growers Perusahaan kecil yang agressive, yang dapat bertumbuh lebih dari 20% per tahunnya

Contoh dari perusahaan ini adalah ADES kenaikan laba perusahaan akan meningkatkan pula harga dari sahamnya.


Model saham perusahaan ini adalah high risk high return Ketika pertumbuhan perusahaan ini menurun pesat maka, harga sahamnya juga dapat turun pesat dalam waktu yang singkat

Belilah Perusahaan Fast Growers jika :
  1. Pertumbuhan laba perusahaan konsisten lebih dari 20% dalam beberapa tahun terakhir
  2. Lihat apakah ekspansi yang dilakukan perusahaan semakin cepat atau malah semakin melambat Perusahaan telah berhasil "Menggandakan" kesuksesannya di lebih dari 1 kota (Hal ini menunjukkan kesuksesannya dalam berekspansi)
  3. Perusahaan ini masih memiliki ruang untuk bertumbuh dengan segmen market yang besar Lihat apakah produk yang membuat perusahaan kaya adalah bisnis utama dalam perusahaan tersebut
  4. Beli ketika P/E ratio mendekati persentasi dari pertumbuhan laba gunakan valuasi PEG Ratio (Price Earning Growth Ratio)
                    PER
PEG  =  ----------------------
                 Growth laba

Jika PEG=1; Perusahaan sedang fair value
Jika PEG <1; Perusahaan sedang undervaluation
Jika PEG >1; Perusahaan sedang overvaluation

Beli saham pada saat undervalue

Menurut Peter Lynch, sebaiknya mulai berpikir untuk menjual perusahaan ini ketika:
  1. Kondisi perusahan menjadi tidak baik dan pertumbuhan semakin kecil
  2. Perusahaan telah berhenti membuka toko baru dan penjualan toko lamanya mengalami penurunan (artinya ekspansinya sudah melambat)
  3. Saham tersebut sudah dijual pada PEG yang overvaluation
  4. Adanya kasus fraud, yang membuat 3 majalah nasional telah menjelekkan CEOnya
Kesimpulan untuk jenis sahan fast growers adalah:
  1. Belilah perusahaan fast growers yang benar memiliki growth tinggi dan ruang ekspansi yang masih besar
  2. Juallah perusahaan fast growers, ketika perusahaan tersebut tidak FAST/ tidak cepat lagi pertumbuhannya (dapat dilihat dari penurunan kinerja labanya dan ruang ekspansi yang semakin kecil)

Tonton : 
Anda Juga bisa mengunjungi Website dan Channel Youtube saya :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Memahami Siklus Pasar Saham (Bagian 1 dari 3 Artikel)

Ekonomi bergerak dalam siklus, ada saatnya melemah dan adanya saatnya menguat, hal yang normal dalam mekanisme ekonomi. Siklus ekonomi juga akan berdampak pada kinerja aset-aset investasi, seperti saham, obligasi, emas, property dan sebagainya. Kinerja aset investasi juga akan bergerak dalam sebuah siklus ada saatnya melemah dan ada saatnya menguat, yang juga merupakan hal normal dalam dunia investasi. Yang harus menjadi perhatian investor adalah tidak ada aset yang naik terus dan tidak ada aset yang turun terus semua bergerak dalam siklus. Kecuali ketika aset mengalami penurunan secara terus menerus Hal ini di sebabkan oleh alasan Fudamental ,(mikro perusahaan) seperti; kinerja keuangan perusahaan yang memburuk,  perusahaan terkena kasus hukum,  mengalami pailit Biasanya pada siklus ekonomi (makro ekonomi) respon dari setiap aset akan berbeda, Misalnya ketika ekonomi dalam siklus pelemahan ada aset yang mengalami pelemahan misalnya saham, reksadana dan ada aset yang mengalam...

Apa Saja Yang Merupakan Analisis Fudamental Dalam Investasi Saham? 1. Faktor Kuantitatif (Bagian Pertama dari 2 artikel)

Ada dua pendekatan analisis dalam dunia investasi saham yaitu analisis fundamental dan analisis teknikal. Analisis fundamental akan membantu untuk menentukan saham APA yang akan di beli. sedangkan analisis teknikal membantu menentukan KAPAN waktu yang tepat untuk membeli atau menjual saham tersebut Kedua pendekatan ini saling melengkapi satu sama lainnya dimana analisis teknikal disebut juga analisis grafik harga saham dengan cara melihat pergerakan harga saham historis untuk meramal pergerakan harga yang akan datang, sementara analisis fundamental merupakan teknik analisis saham didasarkan pada kinerja dan prospek bisnis dari sebuah perusahaan. Pada analisis fundamental dibagi jadi dua bagian besar yaitu analisis laporan keuangan (kuantitatif) yang merupakan dokumen yang berisi performance perusahaan dan analisis kualitas perusahaan  (kualitatif) yang berisi beberapa faktor yang tidak bisa dihitung dengan angka, tapi sangat berpengaruh untuk pertimbangan saham seperti; integrita...

Pemahaman Value Investing Untuk Jenjang Pemahaman Investor

Bila uang di investasikan di tabungan dimana suku bunganya hanya 1,25%, maka tabungan kita akan tergerus oleh biaya administrasi dan inflasi. Bila uang di investasikan ke deposito maka  dengan suku bunga hanya 3% setahun makan uang masih tekor oleh inflasi yang besarnya sekitar 2,5%. Kita butuh Instrumen Investasi yang bisa lebih dari 20% agar kekayaan kita cepat berlipatnya. Tingkat pengembalian yang tinggi diatas 20 % akan memudahkan kita memperbesar uang, dan menpercepat kita pensiun dini. Salah satu instrumen investasi yang bisa memberikan tingkat pengembalian adalah investasi saham, dimana dari deviden ada yang memberikan deviden lebih dari 80% setahun. Kenapa Investasi saham sangat perlu mnegunakan strategi Value Investing ? karena sudah ada bukti investor yang melipatgandakan hasil investasinya 5.000 X lipat yaitu Lo Keng Hong semenjak tahun 1998 sampai dengan 2020. atau nilai returnnya 47% per tahun. Di luar negeri Warren Buffet sudah menerapkan startegi ini selama 6 Dekade...